JAKARTA - Pemerintah menargetkan tambahan 38 Gigawatt (GW) kapasitas terpasang Energi Baru Terbarukan (EBT) pada tahun 2035.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyebut, penambahan kapasitas terpasang EBT akan fokus pada pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTS diprioritaskan karena biaya investasinya yang relatif lebih murah dan durasi instalasi yang singkat.
"Beberapa program yang sedang berjalan antara lain pemanfaatan teknologi PLTS Atap yang skalanya cukup besar, salah satunya di Cikarang 7,2 MWp. Ini terbesar di ASEAN dan di beberapa tempat lain juga sudah berjalan dan akan kita dorong terus," ujarnya dalam diskusi panel secara virtual, Kamis (20/5/2021).
Dadan melanjutkan, pemerintah juga mendorong PLTS apung danau/waduk dengan total potensi sebesar 28,20 GW di 28 lokasi.
"Untuk PLTS apung, kita sedang memastikan proses-proses perizinan yang berada di Waduk Cirata untuk PLTS terapung pertama. Karena pertama, jadi belum ada sistem perizinan yang sistematis dan ini sedang kami koordinasikan dengan Kementerian PUPR," ungkapnya.
Baca Juga: Investor Lirik 'Harta Karun' RI, Investasi Panas Bumi Rp58 Triliun Siap Masuk
Pemerintah juga tengah merevisi Peraturan Menteri ESDM Nomor 49 Tahun 2018 jo No. 13/2019 jo No.16/2019 tentang PLTS Atap. Hal ini dilakukan dalam rangka mempercepat pembangunan PLTS Atap di Indonesia.
"Sedang direvisi terkait Permen PLTS Atap. Kami memperluas tidak hanya pelanggan PLN saja tetapi pelanggan di wilayah usaha non-PLN. Selain itu mekanisme permohonan PLTS Atap agar lebih singkat berbasis aplikasi," jelas Dadan.