Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dolar AS Rebound, Simak 3 Faktor Pendorongnya

Tim Okezone , Jurnalis-Kamis, 27 Mei 2021 |07:37 WIB
Dolar AS <i>Rebound</i>, Simak 3 Faktor Pendorongnya
Dolar AS Menguat (Foto: Okezone.com)
A
A
A

NEW YORK - Dolar AS balik menguat terhadap mata uang utama untuk pertama kalinya dalam minggu ini. Ada tiga faktor yang membuat dolar AS menguat, pertama imbal hasil AS tetap stabil.

Kedua, prospek ekonomi Jepang memburuk dan ketiga, Reserve Bank of New Zealand mengejutkan pasar dengan mengisyaratkan suku bunga lebih tinggi.

Indeks dolar naik 0,4% dan menembus level di atas 90 pada perdagangan Rabu di New York. Meski menguat, dolar AS masih berada di dekat posisi terendah karena pasar mengerem penurunan stabilnya sejak Maret.

Baca Juga: Dolar AS Kian Melemah, Investor Pilih Mata Uang Lain

Benchmark Treasury AS 10-tahun tetap dalam kisaran kebaikan 1,58%, setelah lelang catatan 5-tahun. Hal ini pun menjadi faktor pendorong menguatnya dolar AS.

Menurut Analis Pasar Senior Western Union Business Solutions, Joe Manimbo, pasar valuta asing saat ini sedang waspada mengambil tren kenaikan terlalu jauh, karena data ekonomi AS akan disampaikan pada Kamis dan Jumat

Selain itu, yang paling penting untuk dinantikan adalah rilis inflasi yang diawasi Federal Reserve AS. Jika inflasi lebih kuat dari yang diharapkan, imbal hasil bisa naik dan menggerakkan dolar lebih tinggi.

Jika melemah, prospek suku bunga rendah Fed dapat berlanjut dan tren turun dolar dapat berlanjut.

"Perhatian menjelang risiko acara di bagian akhir minggu ini membantu menempatkan lantai tentatif di bawah dolar," kata Manimbo, dilansir dari Reuters, Kamis (27/5/2021).

Baca Juga: Dolar AS Tertekan, Bitcoin Balik Menguat

Sejak Maret, indeks dolar telah kehilangan lebih dari 3% karena banyak negara mulai mengejar kecepatan vaksinasi virus corona dan suku bunga kebijakan Bank Sentral telah menunjukkan lebih banyak janji untuk naik.

Sementara itu, dolar AS berhasil menguat rerhadap yen Jepang. Dolar naik sebanyak 0,3% dan melampaui 109 yen.

Melemahnya Yen karena Pemerintah Jepang memangkas prospek pertumbuhan ekonomi untuk pertama kalinya dalam tiga bulan. Hal ini menjadi kelemahan dalam konsumsi swasta dan kondisi bisnis karena langkah-langkah darurat virus corona.

Menurut Kepala Strategi Mata Uang Global Brown Brothers Harriman, Win Thin, Yen kemungkinan akan berkinerja buruk karena prospek ekonomi Jepang memburuk . Kelemahan yen dapat mengimbangi daya tarik mata uang yang biasa digunakan sebagai safe haven.

Dolar AS juga mendapat sentimen positif setelah Bank Sentral Selandia Baru mengisyaratkan kenaikan suku bunga pada September tahun depan. Perubahan tersebut mendorong imbal hasil 10 tahun pemerintah Selandia Baru dan mengingatkan pedagang untuk mengantisipasi perubahan otoritas moneter lainnya.

"Sekarang ada beberapa bank sentral yang tampaknya lebih dekat dengan siklus pengetatan daripada Federal Reserve, dan pasar merasakannya," kata Kepala Strategi Westpac, Imre Speizer.

Di sisi lain, Cryptocurrency, bitcoin dan eter naik 1% dan stabil setelah akhir pekan yang bergejolak.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement