JAKARTA - Kementerian Perdagangan memprediksi harga kedelai dunia masih mengalami kenaikan ditahun ini. Hal itu disebabkan tren pertumbuhan harga kedelai global pada pertengahan bulan Mei yang berada dikisaran Rp10.084 per kilogram, meningkat 11.2% dibandingkan dengan April 2021.
Direktur Jendaral Perdaganagan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan mengungkapkan bahwa kenaikan harga kedelai global tersebut ikut membuat harga kedelai ditingkat pengrajin tahu dan tempe mulai bergerak dikisaran Rp10.500 per kilogram.
Oleh karena itu, pihak Kemendag akan memastikan untuk terus memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia baik saat terjadi penurunan maupun kenaikan harga.
“Langkah ini bertujuan untuk memastikan harga kedelai ditingkat pengrajin dan ditingkat pasar tahu dan tempe berdada pada level yang sewajarnya,” ujarnya di Jakarta, Kamis (27/5/2021).
Baca Juga:Â Menanti Efek Lebaran ke Sektor Perdagangan RI
Nurwan menginfokan bahwa Pemerintah akan menghimbau kepada para importir agar dapat memotong rantai distribusi dengan menyalurkan langsung kepada industri pengrajin khususnya daerah, kota, dan kabupaten yang dekat dengan lokasi gudang importir atau pihak distributor guna mendapatkan harga terjangkau ditingkat pengrajin.
Baca Juga:Â Perjanjian RCEP Dimulai 1 Januari 2022, Kemendag Rangkul Pengusaha
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin menjelaskan sistem perdagangan kedelai yang dianut oleh Indonesia adalah sistem perdagangan bebas, maka berlaku juga untuk pasar di dunia. Maka dari itu, harga kedelai yang diterima di Indonesia yang biasanya tahun 2020 harga kedelai Rp7000, tiba-tiba melompat menjadi Rp8.500 di akhir tahun.