JAKARTA - Bank-bank di Indonesia mempercepat digitalisasi. Penetrasi digitalisasi perbankan di masyarakat tersebut sudah mulai berjalan dan bahkan secara tidak langsung terdorong dengan adanya pandemi Covid-19. Hal tersebut dapat dilihat dari data transaksi digital banking yang selama pandemi melonjak cukup signifikan.
“Dari segi volume transaksi mencapai 513,7 juta, meningkat sebesar 41,53% dibanding tahun lalu. Secara nila transaksi juga meningkat 13,91% secara year on year menjadi Rp2.774,5 triliun,” kata Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Anung Herlianto dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Sabtu (29/5/2021).
Baca Juga:Â Hikmah di Balik Pandemi, Percepat Proses Digitalisasi BankÂ
Namun demikian, untuk dapat mengembangkan digitalisasi perbankan di Indonesia, Anung mengingatkan kalangan perbankan nasional bahwa ada sejumlah tantangan yang juga harus dihadapi. Hal itu harus dijawab dengan cermat dan hati-hati agar potensi digitalisasi perbankan yang ada dapat dimanfaatkan secara lebih maksimal.
Anung mencatat setidaknya ada lima tantangan utama bagi industri perbankan nasional untuk dapat mengembangkan business modelnya dalam digital banking.
“(Tantangan) Pertama adalah adanya potensi peningkatan risiko serangan siber. Lalu juga kebutuhan investasi yang cukup besar untuk membangun infrastruktur teknologi informasi yang memadai serta ketersediaan talent digital baik secara kualitas dan juga kuantitas memadai,” ungkap Anung.
Sementara dari segi regulator, Anung juga memahami bahwa adanya tantangan kebutuhan infrastruktur jaringan komunikasi yang merata serta juga regulatory framework yang mendukung terhadap pengembangan digitalisasi perbankan di masa mendatang.
Follow Berita Okezone di Google News