Realisasi bansos sampai dengan 30 April 2021 mencapai Rp61,4 triliun tumbuh 0,1% (yoy).
"Manfaat langsung kepada masyarakat adalah pemberian bantuan iuran jaminan kesehatan bagi 96,5 juta masyarakat miskin peserta PBI JKN Rp154 triliun," ungkap Panutan.
Selain itu, ada juga pemberian sembako kepada 15,9 juta KPM senilai Rp11,9 triliun, penyaluran bansos tunai pada 9,6 juta KPM dengan nilai Rp11,1 triliun, pemberian bantuan PKH kepada 9,7 juta KPM senilai Rp13,7 triliun, pemberian KIP Kuliah untuk 906,9 ribu mahasiswa senilai Rp4,2 triliun, serta penyaluran PIP kepada 9,9 juta siswa senilai Rp5,2 triliun.
Realisasi belanja subsidi dan belanja lain-lain juga meningkat. Utamanya untuk penyaluran berbagai jenis subsidi dan program pra-kerja.
"Realisasi subsidi sampai dengan April 2021 lebih tinggi dari tahun 2020, terutama dipengaruhi oleh kenaikan subsidi listrik akibat adanya carry over penjualan tahun 2020 ke Januari 2021," jelas Panutan.
Sementara itu PPh Pasal 21 juga ikut membaik ditopang adanya peningkatan pembayaran atas STP dan pembayaran kepada PNS/TNI/Pejabat negara (Tunjangan Profesi Guru yang dibayar triwulanan).
PPh 22 Impor masih terkontraksi dalam akibat pemanfaatan insentif pembebasan PPh 22 impor. PPh OP terdapat pergeseran JT PPh Tahunan di tahun 2020 ke bulan April.
"PPh Badan tumbuh sangat baik ditopang oleh PPh Tahunan yang melonjak akibat menurunnya kredit pajak karena pemanfaatan insentif fiskal pembebasan PPh 22 impor dan Pengurangan Angsuran PPh 25 tahun sebelumnya," ujar Panutan.
PPh 26 tumbuh karena peningkatan pembayaran atas ketetapan Pajak. PPn DN tumbuh positif seiring pemulihan ekonomi dan konsumsi dalam negeri. Meski begitu, PPN impor melambat namun masih tumbuh double digit seiring dengan aktivitas impor yang masih tumbuh.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)