NEW YORK - Dolar AS terus melemah pada perdagangan Selasa, setelah Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan kembali bahwa Bank Sentral AS tidak segera menaikkan suku bunga terlalu cepat hanya karena kekhawatiran akan laju inflasi. The Fed ingin mendorong pemulihan pasar kerja yang luas dan inklusi.
“Kami tidak akan menaikkan suku bunga secara pre-emptive, karena kami khawatir akan kemungkinan terjadinya inflasi. Kami akan menunggu bukti inflasi aktual atau ketidakseimbangan lainnya,” kata Powell dalam sidang di depan panel Dewan Perwakilan Rakyat AS, dilansir dari Reuters, Rabu (23/6/2021).
Baca Juga: Dolar AS Turun, Investor Evaluasi Sikap The Fed
Indeks dolar pun turun 0,20% menjadi 91,733. Euro naik 0,19% menjadi USD1,1940 dan dolar naik 0,28% menjadi 110,65 terhadap yen Jepang.
Sebenarnya dolar telah melonjak setelah pembuat kebijakan memperkirakan bahwa The Fed akan dua kali menaikan suku bunga pada 2023. Hal ini pun membuat investor mengevaluasi kembali rencana Fed yang membiarkan inflasi berjalan pada tingkat lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama sebelum menaikkan suku bunga.
Baca Juga: Dolar AS Kian Perkasa Sikapi Rencana Kenaikan Suku Bunga The Fed
“Saya tidak berpikir dia menjelaskan lebih jauh tentang timeline. Dia juga tidak membuatnya lebih mendesak,” kata Ahli Strategi Pasar DRW Trading, Lou Brien.