“Peningkatan jumlah investor di situasi pandemi ini tentunya memberikan angin segar bagi pertumbuhan pasar modal Indonesia. Kami sangat mendukung agar semakin banyak masyarakat yang sadar akan investasi. Karena di Indonesia sendiri rasio keterlibatan penduduk yang berinvestasi di pasar modal masih sangat rendah jika dibandingkan dengan tetangga misalnya Malaysia yang telah mencapai 9% dari jumlah penduduk, sedangkan Indonesia masih berada di kisaran 2%. Jadi, tentunya pasar modal Indonesia masih terbuka lebar bagi investor-investor baru, agar pasar modal kita bisa didominasi oleh investor-investor lokal dan dapat memberikan kontribusi besar terhadap pemulihan serta pertumbuhan ekonomi negara,” ungkap Wilma.
SGI, sambung Wilma meyakini kondisi pandemi ini akan segera berakhir dengan cepat, sehingga kesehatan masyarakat serta kegiatan perekonomian di Indonesia akan pulih kembali. Pihaknya juga optimistis semakin banyak perusahaan yang ingin go public. Namun dia mengingatkan, perusahaan yang ingin IPO bukan hanya sekedar menjadi perusahaan publik, tetapi harus memiliki rencana yang baik untuk dapat bertahan dan meyakinkan para investor percaya untuk mendapatkan keuntungan.
(Feby Novalius)