JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan bahwa dana masyarakat di perbankan bertambah seiring dengan kucuran insentif yang diberikan pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Sebelumnya pada 2020, anggaran PEN mencapai Rp695 triliun namun di tahun ini mencapai Rp744 triliun.
“Tidak heran dana di perbankan melimpah, pertumbuhannya year on year di Juli kemarin 11,28%. Sebelum Covid-19 pertumbuhan dana masyarakat itu hanya 6%-7%," ujarnya dalam Opening Like It (Literasi Keuangan Indonesia Terdepan) secara virtual, Selasa (3/8/2021).
Baca Juga:Â Ketua OJK: Permodalan Lembaga Jasa Keuangan Level Memadai
Hal ini menandakan likuiditas perbankan berlimpah sehingga mempengaruhi suku bunga simpanan yang menurun. Dia pun mengatakan suku bunga deposito berjangka 1 tahun biasanya sekitar 7%, namun sekarang turun menjadi 5%, bahkan ada bank yang menawarkan di bawah 4%.
“Artinya, masyarakat simpanannya naik tapi bunganya turun. Sehingga masyarakat pasti mencari alternatif investasi lainnya,” terang Wimboh.
Baca Juga:Â Simpanan Masyarakat Tembus Rp6.723 Triliun, Paling Banyak di Jakarta
Namun di sisi lain, Wimboh menyebut bahayanya dari mencari alternatif investasi ini, banyak instrumen-instrumen yang menawarkan baik melalui pasar modal maupun di luar pasar modal. Resikonya terutama bagi masyarakat yang tidak melalui pasar modal akan mendapatkan suku bunga yang lebih tinggi.