JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan mencatat tenaga kerja Indonesia saat ini terdiri dari penduduk bekerja 131,06 juta atau sebesar 93,74%. Sementara itu, jumlah pengangguran terbuka sebanyak 8,75 juta dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) 6,26%.
"Penduduk kita yang bekerja di sektor formal sebanyak 40,38% dan yang di sektor informal sebanyak 59,62%," ujar Direktur Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan Direktorat Jenderal Bina Lavotas Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Muhammad Ali dalam webinar di Jakarta, Sabtu(7/8/2021).
Baca Juga: Skenario Terburuk Ekonomi Tumbuh 0%, Rupiah Anjlok Jadi Indikator Pra-Krisis
Yang menjadi perhatian Kemnaker, justru adalah di dalam pengangguran terbuka, porsi terbesar adalah dari lulusan SMK dengan porsi 11,45%. Selain itu, Indonesia dihadapkan dengan beberapa tantangan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM).
"Berdasarkan data BPS per Februari 2021, tenaga kerja informal seperti data di atas masih tinggi dan didominasi oleh lulusan pendidikan SMP ke bawah. Jumlah angkatan kerja baru per tahunnya sekitar 2,24 juta orang," ungkap Ali.
Baca Juga: Ada PPKM Level 4 dan 3, Sri Mulyani Waspadai Ekonomi Kuartal III
Terlebih, jumlah orang di Indonesia yang harus mengikuti pelatihan lagi untuk jenis pekerjaan baru rentangnya dari 6 hingga 29 juta orang. Jumlah pekerjaan yang terdampak otomatisasi pun tercatat sebanyak 23 juta.
"Belum lagi penduduk usia kerja terdampak usia kerja adalah sebanyak 19,1 juta jiwa," tambahnya.
Bahkan, produktivitas tenaga kerja Indonesia masih jauh di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Persentase porsi wirausahawan Indonesia juga masih rendah yaitu 3,10% dibandingkan Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan negara maju lainnya.