JAKARTA - Penyaluran bansos selama PPKM level 4 kembali menimbulkan masalah. Kasus korupsi hingga data ganda menjadi masalah yang terus bermunculan dalam penyaluran bansos. Bahkan, tidak sedikit orang mampu masih menerima bansos.
Menurut, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio, bansos di Indonesia jenisnya terlalu banyak yang membuat penyalurannya belum merata. Hal ini membuat bansos terkadang tidak efektif dan masih ditemukan banyak kecurangan.
“Kebanyakan bansos di Indonesia, kemarin kalau tidak salah ya sampai 7 atau 9 jenis bansos tapi aplikasinya banyak data yang tidak sesuai, tidak merata yang ada malah dikorupsi,” kata Agus Pambagio saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Jumat (20/8/2021).
Baca Juga: Orang Kaya Masih Dapat Bansos, Kok Bisa?
Dibanding sistem bansos yang dilakukan di negara lain hanya memberlakukan bansos dengan jumlah yang sedikit jenisnya tapi efektif penyalurannya. “Beberapa negara paling cuma satu atau dua saja saja misalnya di Amerika hanya untuk yang telah berumah tangga, udah bentuknya itu saja,” ungkapnya.
Agus menjelaskan, bentuk bantuan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia pun bermacam-macam dibanding di negara lain. "Kalau di luar kan udah hanya uang, Indonesia kan macam-macam ada sembako, uang, ini itu tapi itu tidak efektif dan bagaimana mengawasinya. Itu kan sumber korupsi juga dan ini tak mudah,” ujarnya.
Selain itu, dirinya juga menyampaikan bahwa untuk data dan bantuan sosial yang diberikan oleh di negara lain sudah sangat jelas dan pasti. “Iya kan datanya juga sudah pasti kalau misalkan data negaranya sudah pasti penyebarannya juga pasti sesuai dan juga tidak ada ditemukan kecurangan-kecurangan dan itu minim sehingga gampang untuk dilakukan peninjauan ataupun pembagianya terkontrol dengan baik oleh pemerintah.” katanya.
Sementar, masalah pembagian uang atau bansos tersebut di negara lain pun satu pintu, berbeda dengan Indonesia berbagai macam mulai dari bank, langsung rantai pemberian dari atas ke bawah yang tidak sesuai.
(Dani Jumadil Akhir)