JAKARTA - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), mencatat sepanjang 2020, total pendapatan sebesar Rp5 triliun. Usaha Pengembangan Properti masih menyumbangkan kontribusi tertinggi dengan pendapatan operasional sebesar Rp 3,7 triliun atau berkontribusi 73% dari total pendapatan, dan laba usaha sebesar Rp1,23 triliun atau berkontribusi sebesar 96% dari total laba usaha perusahaan sebesar Rp 1,27 triliun.
Presiden Direktur PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), Adrianto P. Adhi menyatakan penjualan properti masih didominasi produk hunian baik landed maupun vertikal sebanyak 79%, disamping komersial dan produk lainya. Pra-penjualan pemasaran tersebut berasal dari tujuh lokasi Summarecon yaitu Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bandung, Karawang, Makassar, dan Bogor.
“Summarecon Bogor adalah township terbaru yang dibuka pada Oktober 2020 dengan peluncuran perdana 555 unit properti senilai Rp 1,2 triliun, seluruh unit tersebut habis terjual selama 2 hari pemasaran," kata Adrianto dalam Public Expose SMRA secara virtual, Selasa (24/8/2021).
Baca Juga: Chandra Asri Rights Issue, Emiten Miliarder Prajogo Pangestu Bidik Rp15 Triliun
Dia menjelaskan bahwa daya beli masyarakat yang terdampak pandemi dapat tertanggulangi dengan penawaran skema pembayaran yang cukup bersahabat dan tingkat suku bunga kredit relatif rendah. Kedepannya juga SMRA semakin yakin karena Summarecon selalu menggali kebutuhan perumahan konsumen kemudian penerapan skema pembayaran, dan kondisi pandemi pun semakin membaik.
“Hal ini membuat properti semakin mudah dijangkau oleh masyarakat," kata dia
Sepanjang 2020, SMRA mencatat total pendapatan sebesar Rp5 triliun. Usaha Pengembangan Properti masih menyumbangkan kontribusi tertinggi dengan pendapatan operasional sebesar Rp 3,7 triliun atau berkontribusi 73% dari total pendapatan, dan laba usaha sebesar Rp1,23 triliun atau berkontribusi sebesar 96% dari total laba usaha perusahaan sebesar Rp 1,27 triliun.
Di tengah pandemi Covid-19, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) sepanjang 2020 berhasil mencatat pra-penjualan pemasaran sebesar Rp 3,5 triliun, atau melampaui revisi target yang ditetapkan perseroan yaitu sebesar Rp 2,5 triliun. Hal ini dilaporkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Summarecon Agung yang digelar pada hari yang sama.
"Kinerja perseroan yang cukup baik di tahun 2020 turut dipicu meningkatnya kebutuhan properti untuk tempat tinggal maupun usaha," katanya.
Baca Juga: Emiten RS Mitra Keluarga (MIKA) Akan Buyback Saham, Siapkan Dana Rp200 Miliar
Sementara pembatasan mobilitas mengakibatkan sebagian besar operasi bisnis di sektor pusat perbelanjaan, hotel, dan klub komunitas ditangguhkan dan/atau ditutup sehingga mengurangi sumber pendapatan.
Unit Usaha Investasi dan Pengelolaan Properti mencatat pendapatan Rp 894 miliar, turun Rp705 miliar atau 44% dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar Rp 1,5 triliun. Unit usaha ini memberikan kontribusi sebesar 18% dari total pendapatan dimana 91% diantaranya berasal dari bisnis mal dan ritel.
"Secara geografis, Kelapa Gading masih menjadi kontributor tertinggi dengan 48% pendapatan diikuti Serpong (32%) dan Bekasi (19%)," kata dia.
Segmen usaha lainnya meliputi hotel, klub rekreasi masyarakat, pengelolaan township dan berbagai fasilitas lainnya untuk mendukung dan melengkapi kerja terpadu sebuah township. Pendapatan dari bisnis ini turun 36% menjadi Rp 466 miliar.
Dalam RUPST 2021, perseroan juga mengumumkan jajaran manajemen. Untuk dewan komisaris Soetjipto Nagaria ( Komisaris Utama), Harto Djojo Nagaria (Komisaris), Edi Darnadi (Komisaris Independen), Lexy Arie Tumiwa (Komisaris Independen), dan Ge Lilies Yamin (Komisaris Independen).
Sementara Adrianto P. Adhi (Direktur Utama), Liliawati Rahardjo (Direktur), Soegianto Nagaria (Direktur), Herman Nagaria (Direktur), Sharif Benyamin (Direktur), Lidya Tjio (Direktur), Nanik Widjaja (Direktur) dan Jason Lim (Direktur).
(Kurniasih Miftakhul Jannah)