JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat pembiayaan utang per 31 Juli 2021 mencapai Rp468,1 triliun atau 39,8% terhadap APBN atau turun 9,7% secara year on year.
Sri Mulyani mengatakan, pembiayaan utang melalui penerbitan SBN menurun sebagai dampak dari optimalisasi penggunaan SAL dan penurunan outlook defisit.
Baca Juga: Lelang SUN, RI Kantongi Rp34 triliun
"Kinerja pasar SBN terus membaik, ditunjukkan dari pergerakan yield yang semakin menurun dibandingkan sejak awal tahun 2021," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Rabu (25/8/2021).
Pembiayaan berjalan on-track didukung kondisi pasar yang kondusif dan kerja sama solid dengan Bank Indonesia. Kontribusi Bank Indonesia dalam pembelian SBN sesuai SKB I hingga 20 Agustus 2021 telah mencapai Rp136,01 triliun, yang terdiri dari SUN SKB I sebesar Rp92,82 triliun dan SBSN SKB I sebesar Rp43,19 triliun.
Baca Juga: Surat Utang RI Laku Rp34 Triliun
"Dengan pelaksanaan SKB III antara Pemerintah dan Bank Indonesia maka target penerbitan SBN di pasar perdana akan disesuaikan," katanya
Selanjutnya, Pembiayaan Investasi terealisasi cukup baik, seiring penyelesaian proses administrasi dan penyusunan regulasi. Hingga 18 Agustus 2021 telah tercapai sebesar Rp54,1 triliun, terdiri atas: Investasi kepada LMAN sebesar Rp11,1 triliun, Dana Pembiayaan Perumahan (DPP) sebesar Rp11,0 triliun, Pembiayaan Dana Bergulir sebesar Rp20,0 triliun, Pemberian Pinjaman PEN Daerah sebesar Rp10,0 triliun, serta Pembiayaan Dana Kerjasama Pembangunan Internasional sebesar Rp2,0 triliun.