 
                Menurut dia, Indonesia dan UEA merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan dinamis. Kedua negara memiliki potensi jumlah penduduk muda produktif yang memiliki peran signifikan dalam mengubah kondisi geopolitik dan geoekonomi di masing-masing kawasannya.
Di depan pengusaha-pengusaha anggota Federasi Kadin UEA, Arsjad Rasjid menjelaskan sejumlah reformasi kebijakan yang telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, terutama soal UU Cipta Kerja yang membuat iklim investasi di Indonesia stabil, menarik, dan ramah investor.
"Indonesia memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonominya. Kami punya penduduk usia produktif yang sangat besar, SDM yang ulet dan punya kualitas, SDA yang sangat kaya, baik itu di darat maupun laut. Jadi, berinvestasi jangka panjang di Indonesia sangat menjanjikan," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Kadin UEA Abdullah M. Ali Ghanem Almazrui mengatakan kerja sama antara UEA dan Indonesia akan saling memperkuat perekonomian kedua negara.
"Indonesia merupakan mitra dagang yang penting bagi UEA. Kami harapkan, nota kesepahaman yang ditekan antara Kadin Indonesia dan Federasi Kadin UEA akan menciptakan peluang baru bagi pengusaha kedua negara. Pengusaha dari UEA sangat tertarik berinvestasi di Indonesia sebagai bagian untuk mempercepat pemulihan ekonomi di masa pandemi," ujarnya.
Saat ini, UEA merupakan salah satu pasar ekspor nontradisional yang menjadi hub perdagangan internasional ke tujuan pasar Timur Tengah, Afrika, dan Eropa. Total perdagangan Indonesia-UEA pada periode Januari-Juni 2021 mencapai 1,86 miliar dolar AS.
Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke UEA tercatat sebesar 0,85 miliar dolar AS. Komoditas ekspor utama Indonesia ke UEA di antaranya minyak sawit, perhiasan, tabung dan pipa besi, mobil dan kendaraan bermotor, serta kain tenun sintetis.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)