Rencana transaksi tersebut akan memperkuat posisi Protelindo sebagai perusahaan tower independen terbesar di Indonesia dengan lebih dari 28 ribu tower dan hampir 53 ribu tenant, sehingga rasio tenancy mendekati 1,9 kali.
Direktur Utama Protelindo Ferdinandus Aming Santoso menambahkan, akuisisi tersebut sejalan dengan strategi Protelindo yaitu Build, Buy and Return.
“Rasio leverage Protelindo yang rendah sebesar 2.2 kali Net Debt/EBITDA dan situasi suku bunga rendah saat ini, memberikan motivasi dan mendukung transaksi ini,” ujar dia.
(Feby Novalius)