JAKARTA - Wall Street bergerak berfluktuasi usao mencapai rekor baru pada hari Kamis (4/11/2021). Bursa saham AS bergerak mixed menyusul keputusan Federal Reserve AS untuk mulai mengurangi program pembelian obligasi bulan ini.
Wall Street kembali ditutup menguat pada akhir perdagangan ditopang musim pendapatan kuartal ketiga yang ceria. Hal itu didorong komentar optimis tentang pertumbuhan ekonomi kedepan yang membantu sebagian besar investor setelah mengabaikan kekhawatiran seputar kenaikan harga, hambatan rantai pasokan, dan gambaran makro-ekonomi yang beragam.
Baca Juga: Wall Street Meroket Merespons Kebijakan The Fed
Terlebih lagi, klaim pengangguran mingguan, yang mendahului data penggajian Oktober pada Jumat, jatuh ke level terendah dalam 19 bulan pekan lalu, menunjukkan ekonomi mendapatkan kembali momentum lagi.
Meskipun indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 0,09%, indeks S&P 500 (SPX) naik 0,42% dan Nasdaq Composite (IXIC) naik 0,81%.
S&P 500 dan Nasdaq naik ke rekor tertinggi sementara Dow Jones Industrial Average tergelincir dari rekor sepanjang masa pada hari sebelumnya, terseret oleh saham bank JPMorgan Chase & Co dan Goldman Sachs Group.
Baca Juga: Wall Street Cetak Rekor Tertinggi, Indeks Dow Jones Tembus Level 36.000
Indeks dunia semua negara, MSCI mencatat rekor penutupan tertinggi keempat berturut-turut. Indeks STOXX 600 pan-Eropa (STOXX) naik 0,41% dan indeks saham MSCI di seluruh dunia (MIWD00000PUS) naik 0,17%.
Imbal hasil Treasury AS turun dan kurva imbal hasil meningkat sementara harga minyak turun, membalikkan kenaikan sebelumnya di sesi yang bergejolak.
Seperti yang diharapkan, The Fed mengumumkan akan memangkas pembelian obligasi sebesar USD15 miliar per bulan mulai bulan ini, sambil membiarkan opsi terbuka untuk mempercepat atau memperlambat langkah sesuai kebutuhan.