JAKARTA – Indonesia mengusung tema “Recover Together Recover Stronger” dalam Presidensi G20 tahun 2022. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan tema tersebut sangat ambisius dan menantang, mengingat pemulihan ekonomi akibat Covid-19 belum merata di semua negara. Terlebih kerangka kebijakan yang akan dibahas dalam forum G20 tidak hanya akan berpengaruh bagi negara anggota melainkan juga negara lain.
“Jadi ini akan diterjemahkan dalam agenda finance track dimana kita akan memproyeksikan masalah atau lingkungan pada tahun 2022 yang akan sangat menantang,” ungkap Sri dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (29/11/2021).
Baca Juga: Presidensi G20 Indonesia, Sri Mulyani: Akan Ada Kebijakan Extra Ordinary
Terdapat enam agenda prioritas yang diangkat dalam agenda finance track Presidensi G20 Indonesia. Pertama, exit strategi untuk mendukung pemulihan. Menkeu menyadari semua negara tidak terkecuali melakukan kebijakan yang luar biasa untuk menyelamatkan perekonomian, menyelamatkan masyarakat dari pandemi, dan melakukan countercyclical baik pada fiskal, moneter, dan regulasi keuangan.
“Pertanyaannya, berapa lama kebijakan countercyclical ini harus dipertahankan, bagaimana kita akan keluar, dan bagaimana kita akan merancang exit policy yang aman, lancer, dan adil untuk pemulihan ekonomi global,” ungkap Sri.
Baca Juga: RI Manfaatkan KTT G20 di 2022 Tingkatkan Diplomasi Ekonomi
Kedua, mengatasi dampak pandemi untuk mengamankan pertumbuhan di masa depan. Dalam area ini akan membahas lebih lanjut mengenai dampak Covid-19 yang mempengaruhi sektor rill termasuk tenaga kerja dan juga sisi keuangan untuk pulih bersama dan menjadi kuat.
Ketiga, sistem pembayaran di era digital yang ditangani oleh Bank Indonesia. Keempat, keuangan berkelanjutan dimana forum diskusi akan fokus pada tujuan keberlanjutan dan pembiayaan perubahan iklim yang kredibel dan menciptakan keadilan bagi semua negara.