JAKARTA - Wall Street turun tajam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan bahwa bank sentral AS akan mempertimbangkan untuk mempercepat penarikan pembelian obligasi karena risiko inflasi meningkat, menambah tekanan ke pasar yang sudah gelisah tentang varian Covid-19 terbaru.
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 652,22 poin atau 1,86%, menjadi menetap di 34.483,72 poin. Indeks S&P 500 tergelincir 88,27 poin atau 1,90%, menjadi berakhir di 4.567 poin. Indeks Komposit Nasdaq terperosok 245,14 poin atau 1,55%, menjadi ditutup pada 15.537,69 poin.
Untuk bulan ini (November), indeks S&P mencatat penurunan 0,8%, sedangkan indeks Dow jatuh 3,7 persen dan Nasdaq menguat 0,25 %.
Baca Juga:Â Wall Street Anjlok Dibayangi Varian Baru Virus Covid-19
Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan tujuh sektor jatuh lebih dari 2,0%. Sektor jasa komunikasi memimpin kerugian dengan penurunan 3,0% diikuti oleh penurunan utilitas 2,9%. Sementara sektor energi berada di bawah tekanan sepanjang sesi, ditutup jatuh 2,5% karena harga minyak anjlok.
Performa teratas adalah teknologi informasi dengan hanya menyusut 0,96%, dengan bantuan dari Apple Inc yang membual rekor penutupan tertinggi dan kenaikan 3,2% pada Selasa (30/11/2021).
Dalam sebuah kesaksian di hadapan Komite Perbankan Senat, Powell mengindikasikan bahwa dia tidak lagi menganggap inflasi tinggi sebagai "sementara" dan bahwa The Fed akan meninjau kembali jadwal untuk mengurangi program pembelian obligasi pada pertemuan berikutnya dalam dua minggu.
Baca Juga:Â Wall Street Bervariasi, Indeks S&P 500 dan Nasdaq Kompak Menguat
"Komentar Powell mengacaukan pemikiran pasar dalam hal waktu potensial tapering. Anda melihat sebagai akibatnya, penghindaran risiko di seluruh papan perdagangan," kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities di Los Angeles.