KOTA MALANG - Perempuan ini mampu memanfaatkan limbah olahan jeans untuk mendapat pundi-pundi cuan. Dia adalah Feby Ayusta, seorang fashion desainer yang kembali bangkit dari keterpurukan usai pandemi Covid-19. Kini usahanya sudah tembus pasar internasional seperti Jepang dan Korea Selatan.
Feby menuturkan, ide awal membuat fashion berbahan limbah jeans, karena bisnis yang digelutinya sebelumnya nyaris bangkrut, saat pandemi Covid-19 melanda. Saat itu, usahanya yang memili nama brand Memoossa, tersebut tak mendapat pemasukan sama sekali lantaran pandemi Covid-19.
Dari sanalah, Feby kemudian mengikuti beberapa kegiatan pelatihan untuk membuat sustainable fashion. Selanjutnya, ia kemudian berpikir untuk membuat usaha sustainable fashion dari bahan limbah jeans, atau yang sudah tidak terpakai.
Baca Juga:Â Kisah Bob Sadino soal Ilmu yang Didapat dari SD hingga SMA
"Sebenarnya sustainable fashion ini tidak harus jeans. Ada juga yang fokus pada bahan katun. Tetapi saat itu yang saya lihat memang banyak jeans yang tidak terpakai. Akhirnya terfikir menggunakan bahan tersebut," ucapnya, ditemui pada MNC Portal pada Senin (13/12/2021).
Setelah mendapat ide tersebut, Feby kemudian mulai berkreasi dengan membuat beberapa desain outer. Tetapi bahan utama yang digunakan adalah menggunakan limbah celana dan produk jeans lainnya.
Kemudian bahan-bahan tersebut dibuka jahitannya hingga berbentuk lembaran kain. Setelah itu, kain dibentuk sesuai dengan kebutuhan desain yang ditetapkan dan digabungkan dengan tambahan-tambahan bahan lain untuk mempercantik hasil.
Baca Juga:Â Wih Keren! Bikin Kolam Ikan dari Pipa Paralon Bekas
"Karena memang sustainable fashion itu berkelanjutan. Atau lebih mudahnya memperpanjang masa pakai sebuah pakaian," tuturnya.
Ia menambahkan, selama kurun waktu satu tahun, Feby sudah mampu menghasilkan 12 desain berbeda dari sustainable fashion berbahan limbah jeans miliknya. Berbagai desain tersebut sudah diikutkan pada ajang fashion show di sejumlah tempat di Indonesia.
Fashion ala Jepang menjadi acuan dan inspirasi perempuan berusia 39 tahun ini. Namun pihaknya juga menerima desain custom, bila ada calon pembeli yang menginginkan desain yang diinginkannya.
"Kalau mau custom juga bisa. Tetapi tentu biayanya lebih mahal, karena tentu bahannya menyesuaikan dengan kebutuhan desain yang diinginkan," terangnya.