NEW YORK- Dolar AS melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Para investor menyikapi turunnya imbal hasil (yields) obligasi pemerintah AS menyusul pukulan terhadap prospek persetujuan iklim Demokrat dan undang-undang pengeluaran sosial di Washington.
Greenback juga melemah di tengah kekhawatiran tentang penyebaran varian virus corona Omicron yang berkelanjutan. Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,1% menjadi 96,532.
"Saya pikir banyak aliran akhir tahun sekarang. Dengan ketakutan Omicron, dengan saham jatuh sedikit, orang-orang hanya melikuidasi dan mengambil ancang-ancang untuk tahun ini," ujar Direktur Pelaksana BK Asset Management, Kathy Lien, dikutip dari Antara, Selasa (21/12/2021).
Baca Juga: Dolar AS Lesu, Pasar Soroti Langkah Lanjutan The Fed
Senator AS Joe Manchin, seorang Demokrat konservatif yang merupakan kunci harapan Presiden Joe Biden meloloskan RUU investasi domestik senilai USD1,75 triliun mengatakan bahwa tidak akan mendukung paket tersebut, yang mendapat teguran tajam dari Gedung Putih.
Manchin memberi pukulan terhadap RUU kebijakan domestik khas Biden, yang dikenal sebagai Build Back Better. Di mana kebijakan ini bertujuan untuk memperluas jaring pengaman sosial dan mengatasi perubahan iklim.
Baca Juga: Dilirik Investor, Dolar AS Rebound terhadap Euro
Bagi investor obligasi AS, perkembangan tersebut berarti lebih sedikit utang pemerintah dan kemungkinan lebih sedikit tekanan pada Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga. Imbal hasil pada surat utang pemerintah tiga tahun berada di 0,8936% atau turun 3,2 basis poin pada perdagangan sore hari.
Sementara itu, Goldman Sachs memangkas perkiraan PDB triwulan untuk 2022 dengan menurunkan perkiraan PDB AS untuk kuartal I-2022 menjadi 2,0% dari sebelumnya 3,0%. Proyeksi ini memperhitungkan Build Back Better yang akan menjadi undang-undang dan memangkas prospek kuartal kedua menjadi 3,0% dari 3,5%, serta perkiraan kuartal ketiga menjadi 2,75% dari 3,0%.