JAKARTA - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melalui PT Adaro Aluminium Indonesia menandatangani surat pernyataan maksud investasi (Letter of Intention to Invest) senilai USD728 juta atau setara Rp10,3 triliun (kurs Rp14.232/USD). Dana ini digunakan untuk membangun smelter aluminium di Kawasan Industri Hijau Indonesia yang terbesar di dunia.
Wakil Presiden Direktur Adaro, Ario Rachmat mengatakan, sejalan dengan komitmen perseroan untuk transformasi bisnis melalui green initiative dalam jangka panjang, Adaro melakukan investasi untuk membangun aluminium smelter guna mendukung program hilirisasi industri yang dicanangkan pemerintah.
Baca Juga:Â Adaro Energy (ADRO), Emiten Boy Thohir Tebar Dividen Rp5 Triliun
”Melalui investasi ini, kami berharap dapat membantu mengurangi impor aluminium, memberikan proses dan nilai tambah terhadap alumina serta meningkatkan penerimaan pajak negara. Kami juga berharap keberadaan industri aluminium di Kalimantan Utara ini dapat mendatangkan banyak investasi lanjutan dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat," jelasnya, dikutip dari Harian Neraca, Jumat (24/12/2021).
Baca Juga:Â Adaro Energy Raup Cuan dari Naiknya Harga Batu Bara
Guna mengembangkan industri ini, Adaro akan menggandeng mitra kerja dari luar negeri yang sudah memiliki rekam jejak, pengalaman, teknologi terkini dan pengetahuan secara menyeluruh di industri aluminium. Ario menambahkan, pihaknya juga optimis permintaan dunia atas produk aluminium akan terus meningkat, terutama untuk kabel, baterai, dan sasis.