JAKARTA - Program pencampuran BBN jenis Biodiesel ke dalam minyak solar sebesar 30% (B30) memberi dampak besar terhadap negara. Negara pun bisa menghemat devisa USD4,5 miliar.
Persentase pemanfaatan BBN jenis Biodiesel oleh Badan Usaha Bahan Bakar Minyak (BU BBM) sebesar 97,89% dari total alokasi yang ditetapkan sebanyak 9,21 juta KL. Kepatuhan BU BBM juga semakin baik dengan penyaluran B30 sebesar 94,17% terhadap total penyaluran minyak Solar.
Baca Juga:Â Program B30 Dongkrak Ekspor dan Harga Kelapa Sawit RI
"Sementara potensi penghematan devisa mencapai USD4,54 miliar," ujar Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Soerjaningsih dalam keterangan resmi, Jumat (24/12/2021).
Soerja mengharapkan pelaksanaan B30 untuk tahun 2022 berjalan lancar dan persentase pemanfaatan, serta penyaluran B30 semakin meningkat. Penyaluran minyak Solar B0 non relaksasi dapat diminimalkan, agar tidak menimbulkan potensi sanksi denda administratif kepada BU BBM.
Baca Juga:Â Menko Airlangga Happy, Kebijakan Mandatori B30 Sejahterakan Petani Kelapa Sawit
Untuk tahun 2022, telah ditetapkan dalam Kepmen ESDM sebanyak 18 BU BBM yang mendapatkan alokasi BBN jenis Biodiesel dengan total alokasi sebesar 10,151 juta KL. "Kami harapkan ke-18 BU BBM tersebut telah berkontrak dengan BU BBN dan dapat memaksimalkan pemanfaatan alokasi BBN sesuai dengan volume alokasi yang ditetapkan," kata Soerja.
Asisten Deputi Minyak dan Gas, Pertambangan dan Petrokimia, Kemenko Perekonomian, Andi Novianto menambahkan, selain B20 dan B30 yang telah dilaksanakan Indonesia, uji coba B100 akan menjadi titik tolak untuk selalu bersiap menghadapi era baru teknologi hijau dan energi bersih, terutama di sektor transportasi dan industri.