JAKARTA - Harga gas elpiji mengalami kenaikan cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini pun menjadi kekhawatiran pedagang.
Ketua Koperasi Warteg Nusantara, Mukroni mengatakan, naiknya harga gas elpiji ukuran 12 Kg membuat warungnya beralih menggunakan gas elpiji ukuran 3 Kg. Pasalnya, jika harus mengikuti harga gas elpiji ukuran 12 Kg, pendapatanya dapat menyusut tajam.
Baca Juga:Â 5 Fakta Harga Gas Elpiji 12 Kg Naik, Nomor 4 Jangan Panik
"Tidak masuk ke biaya variabel operasional warteg, kalau pakai gas 12 kg untungnya kecil. Kemakan dibiaya masak dari mahalnya harga gas, kalau yang kecil bisa 30-40 % profitnya yang pakai gas melon atau ukuran 3 Kg. Sedang menggunakan gas 12 kg (keuntungan) di bawah 15%," tutur Mukroni saat di hubungi MNC Portal, Jumat (31/12/20221).
Sementara itu, menurut penuturan salah satu agen gas elpiji di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Prima. Gas ukuran 12 Kg dijual Rp20 ribu lebih mahal dari harga sebelumnya.
Baca Juga:Â Harga LPG Non Subsidi Naik, Masyarakat Mulai Beralih ke Gas Melon 3 Kg?
"Kalau untuk eceran kita jual Rp172 itu yang isi ulang, kalau sama tabung harga Rp450, sebelumnya Rp150 ribu sampai Rp155 ribu. Jadi kenaikannya sekitar Rp20 ribu," ujar saat ditemui MNC Portal, Kamis (30/12/2021).
Meski demikian, saat ini masih belum begitu berpengaruh terhadap penjualan gas di agennya. Baik permintaan dari tabung gas ukuran 3 Kg maupun permintaan gas ukuran 12 Kg.
"Untuk gas yang ukuran 3 kg juga sampai saat ini masih normal juga, jadi belum ada peningkatan peningkatan, mungkin belum ya, karena naiknya kan baru tanggal 25 (Desember) kemarin," sambungnya.