Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

RI Krisis Batu Bara, Ini Langkah PLN Amankan Pasokan Listrik

Suparjo Ramalan , Jurnalis-Rabu, 05 Januari 2022 |14:09 WIB
RI Krisis Batu Bara, Ini Langkah PLN Amankan Pasokan Listrik
RI Krisis Batu Bara untuk PLTU. (Foto: Okezone.com/PLN)
A
A
A

JAKARTA - PT PLN (Persero) melakukan berbagai upaya untuk mengamankan pasokan batu bara yang digunakan untuk PLTU. Langkah itu menyusul adanya krisis batubara dan liquefied natural gas (LNG).

Terbaru, perseroan sudah menerima tambahan pasokan batu bara sebesar 3,2 juta ton yang digunakan sepanjang Januari 2022 ini. Sementara, total target pasokan batu bara harus mencapai 5,1 juta ton per bulannya.

Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi menyebut, sejumlah upaya dilakukan pihaknya untuk mengamankan pasokan batu bara. Di antaranya, menyiapkan digitalisasi, early warning system, integrated system dan kerja sama yang intensif antara PLN dan Direktorat Jenderal Mineral dan Batu bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Juga: Dirut PLN Terpapar Covid-19, Pasokan Batu Bara Dipastikan Aman

Selain itu, implementasi alternatif pasokan melalui pembelian batu bara di pasar spot, optimasi distribusi pasokan, dan perbaikan pengelolaan logistik termasuk penjadwalan pengiriman juga terus dilakukan.

“PLN berterima kasih atas langkah-langkah pemerintah dalam memastikan kesinambungan serta keandalan pasokan batu bara," ujar Agung, dikutip Rabu (5/1/2022).

Perseroan memang belajar dari pengalaman krisis pasokan batu bara yang sempat terjadi dan menimbang saran pemerintah. Karena itu, PLN menetapkan fokus pembelian batubara langsung dari perusahaan pemilik tambang.

Baca Juga: RI Krisis Batu Bara! Pemerintah, Pengusaha hingga PLN Perlu Duduk Bareng

Hanya saja krisis batubara kembali terjadi dan membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) geram. Kepala Negara pun menegaskan agar produsen batubara memenuhi kewajiban pasok atau Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 25% hingga menekan ekspor. Bahkan, dia meminta sejumlah Menteri di Kabinet Indonesia maju untuk segera mengambil langkah antisipasi untuk mencegah krisis energi ini berkepanjangan.

Lembaga riset Institute for Essential Services Reform (IESR) pun membeberkan faktor fundamental krisis batubara yang terjadi di PLN. Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa mencatat ketidakefektifan kewajiban pasokan atau sebesar 25% dari produsen menjadi sebab utamanya.

Menurutnya, tidak maksimalnya DMO yang dipasok perusahaan batu bara menyebabkan pasokan batubara untuk pembangkit PLN dan pembangkit listrik swasta atau Independent Power Producers (IPP) menjadi terganggu.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement