NEW YORK - Dolar AS balik menguat pada akhir perdagangan Kamis, setelah rilis data tenaga kerja dan sehari rilis risalah Federal Reserve.
Dolar mengurangi kerugian sebanyak 0,44% pada akhir Rabu setelah risalah menunjukkan pembuat kebijakan Fed khawatir tentang kenaikan inflasi, yang bersama data pasar tenaga kerja yang ketat, dapat mengakibatkan kenaikan suku bunga Fed lebih cepat dari yang diantisipasi.
Baca Juga:Â 10 Negara Tujuan Ekspor Batu Bara Indonesia, Terbesar ke China
Investor pun mengantisipasi peluang lebih besar dari 70% untuk kenaikan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada pertemuan Fed di Maret 2022.
"Pasar lebih memperhatikan kebijakan moneter dan perbedaan itu, dan itulah yang sebenarnya mendorong dolar," kata Analis DailyFX, John Kicklighter, dilansir dari Reuters, Jumat (7/1/2022).
Data pasar tenaga kerja AS menunjukkan klaim pengangguran awal mingguan naik 7.000 menjadi 207.000. Data tersebut di atas perkiraan 197.000.
Baca Juga:Â Amankan Listrik, Ini Saran Pengusaha Batu Bara untuk PLN
Data tersebut muncul setelah laporan penggajian swasta yang sangat kuat pada hari Rabu dalam laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP dan menjelang laporan penggajian Desember pada Jumat, yang dapat meningkatkan ekspektasi The Fed akan menjadi lebih agresif dalam menaikkan suku bunga.
San Francisco Mary Daly mengatakan bank sentral harus menaikkan suku bunga tahun ini, mengingat pasar tenaga kerja "sangat kuat" dan inflasi yang tinggi bertindak sebagai "pajak represif" yang bertindak sebagai beban, terutama pada orang miskin.