Share

Mengenal Fenomena Flexing, 'Penyakit' Pamer Kekayaan! The Real Sultan Tidak Berisik

Shelma Rachmahyanti, MNC Media · Jum'at 21 Januari 2022 13:26 WIB
https: img.okezone.com content 2022 01 21 622 2535660 mengenal-fenomena-flexing-penyakit-pamer-kekayaan-the-real-sultan-tidak-berisik-x1liL6MN4X.jpg Mengenal Fenomena Flexing (Foto: Shutterstock)

JAKARTA – Founder Yayasan Rumah Perubahan Prof Rhenald Kasali mengatakan bahwa semakin kaya seseorang, maka akan semakin diam atau tidak memamerkan kekayaan. Namun, saat ini banyak orang yang pamer kekayaan.

“Salah satu pepatah yang saya ingat adalah poverty screams, but wealth whispers. Jadi benar sekali bahwa orang-orang yang kaya itu tidak berisik, agak malu membicarakan tentang kekayaan,” kata Prof Rhenald seperti dikutip dari akun Youtube pribadinya, Jumat (21/1/2022).

Prof Rhenald yang juga pakar bisnis menjelaskan, fenomena ini dikenal dengan istilah flexing. Dalam konteks consumer behaviour, dikenal teori Conspicuous Consumption. Yakni, pembelian barang atau jasa yang dilakukan untuk menunjukkan kekayaan seseorang.

Baca Juga: Erick Thohir Titip Loker ke Para Calon Orang Kaya RI

Menurutnya, jika orang yang benar-benar kaya tidak akan melakukan hal tersebut. Adapun dia akan semakin menjaga privasinya.

“Jadi agak malu membicarakan tentang kekayaan. Kalau orang-orang masih melihat label harga atau mempersoalkan uang, biasanya mereka belum kaya. Jadi orang kaya itu biasanya diam-diam saja lah,” ujarnya.

Baca Juga: Ketahui Kerugian Membeli Mobil Bekas Banjir

Follow Berita Okezone di Google News

Bahkan dia mengaku seringkali was-was jika bertemu seseorang di tempat umum seperti di pesawat. Di mana, Prof Rhenald khawatir orang tersebut mungkin salah satu orang terkaya di dunia.

“Kalau saya naik pesawat, saya suka menebak-nebak siapa yang duduk di sebelah saya. Semakin sederhana, semakin saya was-was. Jangan-jangan ini orang terkaya di dunia ini, di sebelah saya,” ucap dia.

Lanjutnya, Flexing dapat dilakukan karena beberapa kebutuhan. Mulai dari agar dilihat mampu, hingga mendapatkan pasangan.

“Pertama, agar dilihat mampu oleh orang lain. Hal ini bisa dalam hal pekerjaan. Kedua, untuk menunjukkan kredibilitas atas suatu kemampuan. Di mana, dalam hal ini yang dipamerkan bukanlah harta kekayaan. Ketiga, untuk mendapatkan pasangan dengan level keuangan ‘sultan’,” jelas Prof Rhenald.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini