Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ganti Nama Jadi MNC Energy Investments, Saham IATA Meroket 158%

Dinar Fitra Maghiszha , Jurnalis-Kamis, 10 Februari 2022 |13:10 WIB
Ganti Nama Jadi MNC Energy Investments, Saham IATA Meroket 158%
Saham IATA setelah ganti jadi PT MNC Energy Investments Tbk melonjak 158%. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Harga saham PT Indonesia Transport dan Infrastructure Tbk (IATA) melonjak drastis setelah resmi memiliki nama baru menjadi PT MNC Energy Investments Tbk.

Pada sesi pertama perdagangan Kamis (10/2/2022), IATA melejit 29 poin atau 18,47% di Rp186 per saham.

Sebanyak 1,45 miliar lembar saham IATA ditransaksikan senilai Rp259,06 miliar.

Apabila melihat kinerja lima hari terakhir sejak ditutup koreksi pada 3 Februari 2022 di harga Rp72 hingga sesi pertama siang ini di Rp186, IATA telah melonjak 158,33% hanya dalam waktu lima hari.

 BACA JUGA:IATA Resmi Ganti Jadi MNC Energy Investments Usai Ekspansi Bisnis ke Batu Bara

Penguatan tersebut tampaknya dilirik oleh bursa, sehingga hari ini memasukkan IATA dalam radar pantauan karena dinilai ada aktivitas perdagangan yang tidak wajar.

Seperti diketahui, perseroan baru saja melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk meminta persetujuan pemegang saham atas sejumlah hal.

Pertama, perseroan mengubah anggaran dasar yang secara rinci mengubah nama menjadi PT MNC Energy Investments Tbk (IATA).

Perseroan juga mengubah kegiatan utama dari jasa pengangkutan udara niaga menjadi bidang investasi dan perusahaan induk, khususnya di sektor pertambangan batu bara.

Perubahan ini dilakukan untuk memitigasi kerugian akibat pandemi Covid-19.

Perubahan ini terjadi menyusul langkah perseroan mengakuisisi 99,33% saham PT Bhakti Coal Resources (BCR), sebuah perusahaan tambang batu bara di Musi Banyuasin yang dimiliki oleh PT MNC Investama Tbk (BHIT).

Adapun perseroan mengalihkan asetnya kepada PT Indonesia Air Transport (IAT) yang merupakan anak usaha perseroan dengan kepemilikan sebesar 99,99% saham.

Berdasarkan kinerja keuangan, IATA mencatatkan pendapatan usaha sebesar USD7,2 juta di bulan September 2021.

Angka tersebut naik 15% dibanding USD6,3 juta pada bulan September 2020.

Namun, kenaikan tersebut diikuti dengan kenaikan berbagai beban usaha yang menghasilkan rugi bersih sebesar USD 4,7 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2021, naik 118% dibanding rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumya sebesar USD 2,1 juta.

Perseroan meyakini dengan ekspansi di bidang usaha yang baru terutama dari sektor pertambangan batu bara, dapat memperbaiki nilai perusahaan.

"Mengingat industri penerbangan masih belum pulih, IATA meyakini ekspansi di bidang usaha baru menjadi solusi untuk memperbaiki nilai perusahaan," seperti dikutip melalui laporan resmi, Kamis (10/2/2022).

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement