"Investor yang memiliki aset di Rusia yang akan semakin menantang untuk divestasi berkat kontrol modal dan sanksi yang berkembang dapat melihat opsi lindung nilai. Mata uang yang memiliki korelasi tinggi dengan risiko rubel dapat dilihat sebagai opsi, seperti mata uang di wilayah CEE (Negara-negara anggota UE yang merupakan bagian dari bekas blok Timur)," tulis mereka.
"Kami berpotensi akan melihat untuk memasuki kembali posisi ini dan menegaskan kembali tesis euro-bullish kami di masa depan jika kondisi diperlukan, tetapi, untuk saat ini, kami pikir yang terbaik adalah menjaga risiko terbatas dan mempertahankan modal ketika tema yang lebih jelas muncul," ujarnya.
Sementara itu, Rubel Rusia melemah 1,34% versus greenback menjadi 110,04 per dolar. Menurut data Refinitiv, dolar turun 0,1% terhadap safe-haven yen. Sebelumnya, franc Swiss mencapai level terkuatnya sejak 2015 terhadap euro.
Suku bunga deposito bank sentral Swiss sedikit berubah pada Februari, menunjukkan bank sentral mungkin telah menghentikan upayanya untuk memperlambat apresiasi franc.
(Feby Novalius)