Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wall Street Terkapar, Perang Rusia-Ukraina Bikin Investor Gelisah

Antara , Jurnalis-Jum'at, 04 Maret 2022 |07:03 WIB
Wall Street Terkapar, Perang Rusia-Ukraina Bikin Investor Gelisah
Wall Street Melemah (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Wall Street berakhir lebih rendah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), berbalik melemah setelah naik tajam di sesi sebelumnya, dengan saham-saham pertumbuhan termasuk Tesla dan Amazon menekan Nasdaq, karena krisis Ukraina membuat investor terus gelisah.

Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,29% atau 96,69 poin, menjadi menetap di 33.794,66 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 0,53% atau 23,05 poin, menjadi berakhir di 4.363,49 poin. Indeks Komposit Nasdaq jatuh 1,56% atau 214,07 poin, menjadi ditutup di 13.537,94 poin.

Tesla anjlok 4,6% dan Amazon kehilangan 2,7%, keduanya berkontribusi lebih banyak daripada saham lainnya terhadap penurunan tajam Nasdaq.

Indeks saham pertumbuhan S&P 500 turun 1,1%, sementara indeks value stocks naik tipis 0,1%. Sementara itu, mencerminkan suasana defensif di Wall Street, indeks utilitas S&P 500 menguat 1,7% dan real estat naik 1,1%.

Dengan invasi Rusia ke Ukraina sekarang seminggu, ratusan tentara Rusia dan warga sipil Ukraina telah tewas, dan Rusia sendiri telah jatuh ke dalam isolasi.

"Pasar sepenuhnya terkunci pada seperti apa gejolak geopolitik ini," kata Ahli Strategi Investasi Baird, Ross Mayfield, di Louisville, Kentucky.

"Volatilitas kemungkinan akan tetap ada untuk jangka pendek, dan bahkan mungkin jangka menengah, karena saya tidak melihat apa yang dapat diterima dalam beberapa minggu ke depan untuk Ukraina atau Putin," katanya.

Juga, melonjaknya harga minyak dan komoditas lainnya telah memicu kekhawatiran bahwa inflasi tinggi baru-baru ini dapat digabungkan dengan pertumbuhan ekonomi yang stagnan, sehingga mempersulit Federal Reserve (Fed) dan bank sentral utama lainnya untuk mengelola suku bunga.

Persentase fund manager yang memperkirakan apa yang disebut stagflasi dalam 12 bulan ke depan mencapai 30%, dibandingkan dengan 22% bulan lalu, sebuah survei dari BofA Global Research menunjukkan.

Wall Street melonjak di sesi sebelumnya setelah Ketua Fed Jerome Powell mengatakan dia akan mendukung kenaikan suku bunga seperempat poin pada pertemuan 15-16 Maret, meredakan beberapa kekhawatiran kenaikan yang lebih agresif.

"Kami akan tetap dalam kisaran ketat sampai kami berada di pertemuan Fed dalam dua minggu karena pendapatan terbatas," prediksi Jay Hatfield, Kepala Investasi Infrastructure Capital Management di New York.

"Tidak ada alasan nyata untuk berlama-lama, kecuali, tentu saja, ada perdamaian atau stabilitas di Ukraina, yang sepertinya tidak mungkin," tambahnya

Volume transaksi di bursa AS mencapai 12,6 miliar saham, terendah dalam enam hari, menurut data Refinitiv.

Sementara itu data menunjukkan ukuran aktivitas industri jasa AS turun ke level terendah satu tahun pada Februari dan pekerjaan mengalami kontraksi.

Kroger Co melonjak hampir 12% setelah toko bahan makanan itu memperkirakan penjualan dan laba tahunannya meningkat didorong oleh permintaan yang kuat untuk layanan penjemputan dan pengiriman dan tren masakan rumahan yang berkelanjutan.

American Eagle Outfitters Inc anjlok 9,3% setelah jaringan toko pakaian itu memperkirakan penurunan pendapatan untuk paruh pertama tahun 2022.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement