Perseroan telah menetapkan rencana untuk berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Namun, perseroan memiliki keterbatasan ekuitas. Ekuitas perseroan sangat kecil dibandingkan dengan BUMN Karya lain terutama BUMN Karya yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia. Terlebih, pada tahun 2020, kondisi keuangan perseroan diperparah dengan adanya Covid-19 yang telah menghantam perekonomian dunia, bahkan di berbagai negara perekonomian tidak tumbuh dan terancam resesi.
Rencananya, pelaksanaan right issue dilaksanakan dalam rentang 12 bulan sejak persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 7 April 2022 dan pernyataan efektif. Sebelumnya, Adhi Karya meraih fasilitas pendanaan sekitar Rp4 triliun untuk penyelesaian pembangunan kawasan depo dan stasiun Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. Dana tersebut berasal dari sindikasi perbankan sebesar Rp2,39 triliun dan PMN tahun 2015 senilai Rp1,3 triliun.
“Dari dana tersebut, kami sudah menyerap kurang lebih Rp950 miliar atau hampir Rp1 triliun, dana ini digunakan untuk pembangunan 17 stasiun dan depo,” ujar Manajer Biro Keuangan Departemen Perkeretaapian Adhi Karya, Achmad Nurrohman.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)