Kenaikan indeks Wall Street pada penutupan semalam, mengalihkan selera investor terhadap greenback, sekaligus menahan laju dolar.
Pada hari Selasa (22/3), Presiden Fed wilayah St. Louis James Bullard mempertegas seruannya agar The Fed bertindak lebih agresif.
Sementara Presiden Fed area San Francisco Mary Daly meyakini bahwa risiko utama bagi perekonomian adalah tingginya angka inflasi akibat kenaikan harga minyak naik yang dipicu konflik di Ukraina dan gangguan rantai pasokan.
"Saat ini dolar didukung oleh sikap suku bunga The Fed yang semakin hawkish, selera risiko ada hubungannya dengan itu, dengan kinerja saham yang lebih tinggi dapat menahan kenaikan dolar," kata Joe Manimbo, seorang analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington, dilansir Reuters, Rabu (23/3/2022).
Joe menilai saat ini investor berada dalam suasana risk-on, menyusul kenaikan bursa Wall Street semalam. Hal ini dinilai mengurangi daya tarik aset safe-haven seperti greenback.
"Setidaknya untuk saat ini, tampaknya pasar mulai melihat Fed membawa keuntungan bagi bursa yang menopang selera risiko dan membatasi kenaikan dolar," tegasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)