Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Industri Tekstil Kebanjiran Pesanan Jelang Ramadan, Kini Kekurangan Tenaga Kerja

Advenia Elisabeth , Jurnalis-Jum'at, 01 April 2022 |13:03 WIB
Industri Tekstil Kebanjiran Pesanan Jelang Ramadan, Kini Kekurangan Tenaga Kerja
Ilustrasi industri tekstil. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta mengatakan Lebaran tahun ini diproyeksi akan menopang pemulihan industri tekstil.

Hal itu ditandai dengan geliat pengusaha tekstil yang melakukan investasi mesin.

"Di pasar domestik sudah ada pelonggaran aktivitas, daya beli juga mulai kembali pulih, pemerintah juga sudah keluarkan kebijakan seperti safeguard garmen dan kain. Ini membuat industri kita bergerak dari hulu sampai hilir kembali normal, bahkan ada beberapa perusahaan pembuatan kain mulai melakukan investasi mesin baru," ujar Redma dalam diskusi di Market Review IDX Channel, Jumat (1/4/2022).

Lanjutnya dia mengungkapkan jelang Ramadan dan Idul Fitri, permintaan konsumen mengalami peningkatan yang signifikan sehingga membuat perusahaan harus menambah kapasitas produksi.

 BACA JUGA:Investasi Ditarget Rp12,8 Triliun, Titik Cerah Industri Tekstil di Tengah Pandemi Covid-19

"Bahkan saya dapat laporan dari teman-teman IKM banyak dari mereka yang kekurangan tenaga kerja karena banyaknya pesanan jelang Lebaran," katanya.

Sementara itu, Redma membeberkan, di momen hari raya umat muslim ini, kenaikan utilitas kapasitas produksi di sektor hulu pada rayon meningkat hampir 95 persen, padahal biasanya hanya sekitar 80 persen.

"Kemudian di polyester kini juga sampai 85 persen, biasanya di bawah 70 persen. Artinya peningkatan yang sama juga terjadi pada sisi hilirnya di momen lebaran tahun ini," imbuhnya.

Kendati demikian, ada yang ia khawatirkan, yaitu masuknya barang impor secara ilegal. Menurutnya, itu akan mereduksi kinerja produk lokal di pasaran.

"Kami dengar barang impor sudah mulai masuk. Nah itu pasti ilegal. Karena pemerintah sudah keluarkan safeguard, safeguard itu bea masuknya sangat tinggi. Kalau legal, pakaian-pakaian impor nggak mungkin bisa masuk. Kecuali yang highend, yang harga kainnya Rp 500 ribu per pcs. Tapi kalau Rp 50-100 ribu nggak mungkin bisa masuk," ungkapnya.

 BACA JUGA:Insentif Impor Hambat Industri Tekstil Dalam Negeri

Oleh sebab itu, dia meminta pemerintah untuk segera turun tangan melakukan penertiban. Tidak hanya pada penjualan langsung, tapi juga di platform daring.

"Kalo ada barang ilgeal masuk, dan tidak di handle, itu akan merugikan kita. Terutama di sisi hilir, karena kan tinggal jual ke ritel, sehingga dampaknya peritel lainnya harus bersaing dengan produk impor karena barangnya lebih murah," tandasnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement