JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed memutuskan menaikkan suku bunga acuannya. Keputusan tersebut dinilai berdampak pada pemulihan ekonomi dunia.
Di AS, keputusan The Fed akan berdampak terhadap pembelian rumah karena harus membayar lebih untuk hipotek. Kemudian para pemilik bisnis eceran yang menghadapi pinjaman bank yang lebih mahal.
Baca Juga:Â Wall Street 'Kebakaran', 3 Indeks Utama Anjlok
Dampak kenaikan suku bunga itu juga dirasakan negara-negara di luar Amerika. Kebijakan ini memukul para pemilik toko di Sri Lanka, petani di Mozambik dan keluarga-keluarga di negara-negara miskin di seluruh dunia.
Dampak di luar negeri berkisar pada biaya pinjaman yang lebih tinggi sampai pada nilai mata uang yang menurun (depresiasi).
“Ini akan menekan semua bidang di negara-negara berkembang,” kata Direktur Eksekutif Jubilee USA Network, Eric LeCompte, dikutip dari Antara, Jumat (6/5/2022).
Baca Juga:Â Dolar AS Sentuh Level Tertinggi Sejak Desember 2002
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional, Kristalina Georgieva pun khawatir memperingatkan Bank Sentral AS dan bank sentral negara-negara lain yang menaikkan suku bunga, agar tetap memperhatikan risiko dampaknya terhadap ekonomi di negara-negara berkembang yang rentan.
Sebagai informasi, Bank Sentral AS, The Fed memutuskan menaikan suku bunga acuan 0,50% menjadi 0,75-1%. Kenaikan suku bunga setengah poin persentase ini menjadi kebijakan paling agresif The Fed dalam menekan laju inflasi yang mencapai level tertinggi dalam 40 tahun terakhir.