JAKARTA- Bursa saham AS, Wall Street semakin tertekan pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Investor pun mengkhawatirkan bahwa Federal Reserve akan lebih agresif terhadap kebijakannya dalam menaikkan suku bunganya untuk menekan inflasi AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 98,60 poin atau 0,30% menjadi 32.899,37 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 23,53 poin atau 0,57% menjadi 4.123,34 poin. Indeks Komposit Nasdaq jatuh 173,03 poin atau 1,40% menjadi 12.144,66 poin.
Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor material dan konsumen non-primer masing-masing turun 1,36% dan 1,31%, memimpin kerugian. Sementara itu, sektor energi dan utilitas masing-masing naik 2,91% dan 0,8%, hanya dua kelompok yang menguat.
Baca Juga:Â Wall Street 'Kebakaran', 3 Indeks Utama Anjlok
Saham teknologi juga mencatat penutupan terendah sejak 2020, atau menjadi kerugian mingguan kelima berturut-turut, penurunan beruntun terpanjang sejak kuartal keempat 2012.
Indeks S&P 500 juga membukukan kerugian mingguan kelima berturut-turut, rangkaian kerugian mingguan terpanjang sejak kuartal kedua 2011.
"Sembilan puluh lima% pendorong pasar saat ini adalah suku bunga jangka panjang," kata Pendiri dan Kepala Eksekutif Infrastructure Capital Management, Jay Hatfield, dikutip dari Antara, Sabtu (7/5/2022).
Baca Juga:Â Wall Street Melesat Usai Kenaikan Suku Bunga The Fed
Departemen Tenaga Kerja mencatat data pekerjaan lebih kuat dari perkiraan dengan angka penggajian nonpertanian (nonfarm payrolls) meningkat 428.000 pekerjaan pada April, dibandingkan ekspektasi 391.000 penambahan pekerjaan, menggarisbawahi fundamental ekonomi yang kuat meskipun ada kontraksi dalam produk domestik bruto pada kuartal pertama.