JAKARTA - Tarif listrik pelanggan 3.000 Volt Ampere (VA) segera dinaikan. Rencana ini oun sudah mendapat restu Presiden Joko Widodo.
Di sisi lain, beban keuangan BUMN energi seperti Pertamina dan PLN tertekan akibat harga minyak dunia yang masih tinggi. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, untuk PLN saja diperkirakan rugi mencapai Rp 71 triliun.
Baca Juga:Â Tarif Listrik Segera Naik, Minyak Goreng hingga Pertamax Sudah Lebih Dulu
Lantas, apakah kenaikan harga ini akan membantu kinerja keuangan PLN yang merugi tersebut?
"Sebenarnya jumlahnya tidak signifikan, karena justru pelanggan terbesar adalah sektor industri dan bisnis," ujar Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (21/5/2022).
Baca Juga:Â Sinyal Kenaikan Tarif Listrik untuk 13 Golongan, Ini 5 Faktanya
Mamit tidak merinci seberapa besar harusnya kenaikan tarif ditujukan untuk segmen industri dan bisnis. Yang jelas jika memang rencana kenaikan tarif listrik pelanggan 3.000 VA ditujukan untuk membantu kas PLN, maka hal itu tidak akan begitu membantu.