Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harta Karun Nomor 1 Dunia Ini Terkubur di RI, Jadi Rebutan Elon Musk Cs

Ajeng Wirachmi , Jurnalis-Kamis, 26 Mei 2022 |15:03 WIB
Harta Karun Nomor 1 Dunia Ini Terkubur di RI, Jadi Rebutan Elon Musk Cs
Elon Musk (Foto: Reuters)
A
A
A

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang mengatakan bahwa pemerintah saat ini sudah semakin serius mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik dari hulu sampai hilir. Salah satu caranya adalah melalui peningkatan investasi untuk memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri.

"Sudah banyak investor yang mengajukan proposal ingin berkontribusi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Misalnya ada industri yang ingin memproduksi baterainya, termasuk dari sektor otomotif," ungkapnya.

Dikatakan, beberapa investor di Indonesia akan memulai konstruksi pembangunan pabriknya dalam upaya mengolah nikel dan kobalt menjadi bahan baku baterai litium pada tahun 2022 ini. Pemerintah menargetkan pada tahun 2024 nanti mobil-mobil listrik yang diproduksi di Indonesia sudah menggunakan baterai listrik dan juga komponen-komponen penting lainnya yang diproduksi di sini.

Pada peta jalan industri otomotif nasional, ditargetkan sebanyak 20% kendaraan berbasis baterai listrik akan berseliweran pada tahun 2025. Ini seiring dengan upaya industri otomotif yang terus melakukan efisiensi untuk jenis teknologi Internal Combustion Engine (ICE), Hybrid, dan Plug-in Hybrid.

"Ke depan, teknologi fuel cell berbasis hydrogen juga telah terdapat dalam peta jalan industri otomotif nasional, dengan semangat untuk menuju produksi industri kendaraan ramah lingkungan," tutur Menteri Agus Gumiwang.

Lebih lanjut, dalam pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik, industri otomotif dalam negeri ditargetkan dapat memproduksi mobil listrik dan bis listrik sebanyak 600 ribu unit pada tahun 2030. Sehingga dengan angka tersebut akan dapat mengurangi konsumsi BBM sebesar 3 juta barrel dan menurunkan emisi CO2 sebanyak 1,4 juta Ton.

"Upaya strategis ini diharapkan pula dapat mendukung pemenuhan komitmen pemerintah Indonesia terkait pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% pada tahun 2030, dan di tahun 2060 masuk ke emisi nol atau net zero carbon," imbuhnya.

.Baca pembahasan mengenai “Harta Karun” Alam Indonesia selengkapnya di Sindonews.com melalui link berikut https://www.sindonews.com/topic/16422/harta-karun

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement