MEDANÂ - Bank Sentral AS, The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin. Kenaikan ini membuat suku bunga acuan The FED kini menjadi 1,75%.
Menyikapi kebijakan The Fed, Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin, mengatakan kenaikan bunga acuan sebesar telah mengkikis ketidapastian di pasar keuangan. Sehingga kinerja pasar keuangan bergerak dengan arah yang lebih jelas.
"Meski demikian masalah belum usai, karena ada kemungkinan kenaikan bunga acuan The FED hingga 3,4% di tahun 2022 ini," sebutnya, Kamis (16/6/2022).
Baca Juga:Â The Fed Naikkan Suku Bunga 0,75%
Gunawan menjelaskan, kenaikan suku bunga acuan yang sebesar 1,75% saat ini masih setengah jalan. Masih ada kemungkinan kenaikan lajutan.
Torehan penguatan kinerja indeks bursa saham di banyak Negara termasuk Indonesia saat ini bukanlah konfirmasi kuat bahwa badai benar-benar sudah pergi.
"Kenaikan bunga acuan secara agresif oleh The FED ini jelas memberikan sinyal kuat kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global dalam waktu dekat. Bahkan lebih dekat dari ekspektasi sebelumnya," sebut Gunawan.
Baca Juga:Â Dolar AS Menguat Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed
Terlebih saat ini sudah ada sekitar 50 negara yang sudah menaikkan bunga acuannya. Indonesia belum melakukan hal yang sama, namun bukan berarti Indonesia akan bisa menghindar dari ancaman resesi tersebut.
"Meskipun kita dinilai lebih siap jika berhadapan dengan resesi tersebut. Tetapi ancaman tingginya inflasi, serta peluang pertumbuhan ekonomi direvisi, berpeluang memicu terjadinya stagflasi di tanah air. Artinya kita tetap terimbas dari ancaman resesi global, dan kita masih terus dihantui dengan memburuknya kondisi ekonomi eksternal," jelasnya.
Follow Berita Okezone di Google News