"Perebutan dana antara pemerintah dan bank dalam menjaga tingkat pembiayaan defisit anggaran akan membuat dana deposan domestik berpindah ke SBN. Crowding out sangat membahayakan kondisi likuiditas di sektor keuangan," terangnya.
Kemudian pemicu lainnya, lanjut Ibrahim, masalah imported inflation naik akibat membengkaknya biaya impor bahan baku dan barang konsumsi.
"Situasi ini dipicu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," pungkasnya.
Lebih lanjut Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan Selasa (21/6) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.820 - Rp14.870.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)