Akhirnya para menteri menyetujui beberapa pengecualian.
Sebagai informasi, Uni Eropa menargetkan kawasan netral iklim pada 2050.
Itu menjadi alasan berbagai langkah untuk mengurangi emisi CO2 harus diterapkan sesegera mungkin.
Terlihat para Menteri Iklim dan Lingkungan yang berkumpul di Luksemburg menyetujui lima undang-undang yang diusulkan tahun lalu oleh Komisi Eropa.
"Krisis iklim dan konsekuensinya sangat jelas, sehingga kebijakan ini tidak dapat dihindari," ujar kepala kebijakan iklim Uni Eropa, Frans Timmermans.
Adapun kesepakatan para menteri Uni Eropa muncul setelah pemerintah koalisi Jerman mendukung kebijakan penghentian penjualan mobil berbahan bakar fosil.
Di mana untuk beberapa pengecualian, yaitu mobil-mobil berbahan bakar fosil yang netral CO2 masih diizinkan.
Serta untuk aspek lain dari perjanjian tersebut adalah pembentukan Dana Sosial Iklim senilai 59 miliar euro untuk menunjang warga berpenghasilan rendah dari peningkatan biaya energi yang disebabkan oleh kebijakan reduksi emisi karbon.
Dana sosial iklim ini juga bisa diajukan oleh semua negara Uni Eropa.
Contohnya untuk tunjangan sosial atau subsidi untuk pembuatan rumah hemat energi dan transportasi nol emisi.
"Transisi ke energi terbarukan (dalam jangka panjang) akan menurunkan biaya energi, tetapi banyak orang akan membutuhkan dukungan untuk mencapainya," jelasnya.
Bahkan, Lituania, Latvia, dan Polandia menuntut dana lebih besar.
Sedangkan Finlandia, Denmark, dan Belanda telah menyerukan agar dana itu diperkecil.
(Zuhirna Wulan Dilla)