Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sri Mulyani Waspadai Lonjakan Inflasi AS

Michelle Natalia , Jurnalis-Jum'at, 01 Juli 2022 |12:55 WIB
Sri Mulyani Waspadai Lonjakan Inflasi AS
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Okezone)
A
A
A

Ekspansi dari kegiatan ekonomi terlihat dari sisi manufaktur, namun sudah terlihat adanya tanda-tanda stagnasi dari ekspansi tersebut. Ini artinya terjadi kenaikan terus menerus tetapi sudah mulai ada saturasi karena adanya kenaikan harga dan confidence di masyarakat yang mengalami tekanan karena adanya inflasi yang tinggi.

"Di saat inflasi tinggi, Amerika Serikat (AS) dipaksa untuk melakukan adjustment dari kebijakan moneter dengan menaikkan Fed Funds Rate, juga dari sisi pengetatan likuiditas," tambahnya.

Sri menjelaskan bahwa ini bisa menimbulkan gejolak volatilitas karena peranan dolar AS (USD) dalam transaksi dunia lebih dari 60%, sehingga ini akan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap seluruh dunia. Dengan adanya kenaikan inflasi tinggi di AS, keyakinan konsumen akan turun secara dramatis.

"Bahkan keyakinan konsumen di AS ini lebih rendah dibandingkan pada masa pandemi COVID-19 di awal 2020, menggambarkan betapa sangat gloomy atau pesimisnya konsumen di AS terhadap yang pertama, kenaikan-kenaikan harga yang menyebabkan inflasi tinggi dan kemungkinan terjadinya resesi," papar Sri.

Dia menyebutkan, ini merupakan kombinasi yang sangat tidak baik, sehingga menurunkan angka keyakinan konsumen secara sangat dramatis. Bahkan, Sri mengatakan bahwa hampir seluruh pandangan dari para ekonom dan pembuat kebijakan terkait resesi di AS sekarang menjadi suatu kemungkinan atau posibilitas yang tidak terhindarkan.

"Dengan situasi ini, kita harus memusatkan level dan sumber risiko yang berasal dari volatilitas sektor keuangan akibat adjustment atau perubahan kebijakan yang terjadi karena adanya disrupsi supply dan inflasi yang kemudian harus distabilkan," tandas Sri.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement