JAKARTA – Krisis energi menjadi ancaman bagi banyak negara termasuk Indonesia. Menghadapi ancaman krisis energi, SKK Migas terus melakukan berbagai antisipasi menghadapi ancaman krisis energi dengan mewujudkan ketahanan energi di Tanah Air.
"Saat ini ada tiga isu seputar energi yaitu pandemi, masalah transisi energi dan konflik antar negara membuat harga minyak dan gas menjadi tinggi, untuk itu kita terus melakukan antisipasi mewujudkan ketahanan energi," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dilansir dari Antara, Kamis (7/7/2022).
Menurutnya ancaman terdepan yang dihadapi adalah krisis energi dan ketika ada konflik antar negara harga minyak dunia naik.
"Ini merupakan momen yang menarik bagi pengambil keputusan, perusahaan dan pemerintah karena dunia sedang gonjang ganjing sehingga perlu pengambilan keputusan yang tepat," kata dia.
Ia memaparkan apa yang terjadi di Ukraina menyebabkan peta energi kocar kacir karena ketergantungan negara di Eropa terhadap energi Rusia.
"Kita tidak pernah menduga harga minyak yang dulu anjlok sampai USD20 hari ini bisa di atas USD120 per barel," kata dia.
Oleh sebab itu presiden mencoba mengambil langkah agar persoalan ini bisa diatasi.
Kemudian dari saat ini Indonesia tengah menghadapi energi transisi diantaranya adalah nol emisi pada 2026.
"Konsekuensinya ada tambahan biaya bagi sektor industri yang masih menghasilkan CO2," kata dia.
Follow Berita Okezone di Google News