Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jangan Khawatir! Harga Pertalite, Pertamax dan Gas Elpiji 3 Kg Tidak Naik

Wahyudi Aulia Siregar , Jurnalis-Senin, 11 Juli 2022 |06:47 WIB
Jangan Khawatir! Harga Pertalite, Pertamax dan Gas Elpiji 3 Kg Tidak Naik
Harga Gas Elpiji 3 Kg Dipastikan Tidak Naik. (Foto: Okezone.com/Pertamina)
A
A
A

Sementara itu, Section Head Communication and Relation Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga, Agustiawan, mengatakan Pertamina tetap menjual Pertamax di bawah harga keekonomiannya karena memang dimungkinkan oleh pemerintah.

Agustiawan menjelaskan, dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 20 Tahun 2021 tentang Perhitungan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, penyesuaian harga BBM umum atau nonsubsidi dapat ditetapkan sesuai dengan kondisi yang ada di pasaran dan mengacu pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 20 Tahun 2021 tentang Perhitungan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.

Dalam beleid tersebut disebutkan bahwa harga jual eceran jenis BBM umum di titik serah untuk setiap liter, dihitung dan ditetapkan oleh badan usaha berdasarkan formula harga tertinggi yang terdiri atas harga dasar ditambah pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) dengan margin paling tinggi 10 persen dari harga dasar.

Namun, regulasi tersebut juga mengatur dalam Pasal 9 yang menyebutkan bahwa dalam hal tertentu Menteri ESDM dapat menetapkan harga dasar jenis BBM umum dan atau harga jual eceran jenis BBM umum dengan mempertimbangkan kesinambungan penyediaan dan pendistribusian jenis BBM umum, stabilitas harga jual eceran jenis BBM umum dan ekonomi riil dan sosial masyarakat.

"Jadi Pertamax itu memang bukan BBM yang disubsidi pemerintah. Untuk menutupi selisih harga jual dengan nilai keekonomiannya, yang mensubsidi pemerintah," pungkas Agustiawan.

Perlu diketahui, harga minyak ICP per Juni menyentuh angka 117,62 USD/barel, lebih tinggi sekitar 37 persen dari harga ICP pada Januari 2022. Begitu pula dengan LPG, tren harga CPA masih tinggi pada Juli ini mencapai 725 USD/Metrik Ton (MT) atau lebih tinggi 13 persen dari rata-rata CPA sepanjang tahun 2021.

Langkah mensubsidi Pertamax ini agak bertolakbelakang dengan rencana pemerintah membatasi penyaluran BBM jenis Pertalite kepada masyarakat yang terdaftar sebagai penerima subsidi melalui MyPertamina.

Langkah ini pun mendapat cibiran warga yang selama ini menggunakan Pertalite sebagai bahan bakar utama mereka.

"Katanya mau menjaga subsidi agar tepat sasaran. Agar beban subsidi tidak membengkak seiring tingginya harga minyak. Tapi yang ada, yang disubsidi malah Pertamax, yang lebih mahal dan rentang jumlah penggunanya justru lebih besar," sebut Ebenezer Keliat, warga Sunggal, Deliserdang.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement