JAKARTA - Sebanyak 20 ribu aset kripto beredar di seluruh dunia.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung mengatakan jumlah aset kripto berpotensi bertambah di tengah perkembangan teknologi yang kian pesat sejak pandemi Covid-19.
"Saat ini, ada lebih dari 20 ribu jenis kripto pribadi mata uang di seluruh dunia. Jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah dari waktu ke waktu dan dana yang mengalir ke mata uang kripto pribadi juga akan terus bertambah dari waktu ke waktu," kata Juda di Side Event G20, Selasa (12/7/2022).
BACA JUGA:Aturan Kripto Global Diusulkan untuk Disahkan pada G20
Maraknya aset kripto memicu Bank Sentral di berbagai negara mengembangkan Central Bank Digital Currency (CBDC).
Mengingat perkembangan aset kripto bisa menimbulkan kekhawatiran munculnya risiko keuangan sejalan dengan tingginya kapitalisasi pasar yang dikombinasikan dengan adopsi yang kuat.
"Selain itu, transisi dari web 2.0 ke web 3.0 memungkinkan mereka untuk memperluas kasus penggunaan mereka, tidak hanya melalui ruang keuangan yaitu Decentralized Finance (DeFi) dengan fitur pinjam meminjam, dan pasar modal, tetapi juga menjadi use case ekonomi riil, yaitu metaverse," paparnya.