"Kalau rugi itu yang salah, jadi harus pas keuntungannya, utangnya harus terus diperbaiki karena itu ada program besar 35.000 Watt, hari ini terkoreksi karena kovid. Tapi masa depan yang namanya kebutuhan daripada pertumbuhan ekonomi berdasarkan listrik," ungkap Erick.
PLN sebagai produsen listrik satu-satunya di Indonesia, kata Erick, tidak melulu dipahami sebagai corporate atau perusahaan yang mengutamakan keuntungan atas bisnis yang dijalankan, namun juga harus mengutamakan pelayanan publik.
(Feby Novalius)