Dia mengungkapkan volume produksi INCO lebih rendah 13% pada semester pertama 2022 dibandingkan periode sama tahun lalu. Hal itu disebabkan adanya pelaksanaan proyek pembangunan kembali Tanur 4.
Pekerjaan pembangunan kembali itu sendiri telah selesai dilakukan dan tanur mulai memanas sejak 18 Juni 2022.
Serta INCO merealisasikan harga jual rata-rata sebesar 40% lebih tinggi pada kuartal II-2022, yang berdampak pada naiknya pendapatan sebanyak 40% dibanding kuartal terakhir.
"Beban pokok pendapatan meningkat dari USD142,3 juta pada kuartal I-2022 menjadi USD213,9 juta di kuartal II-2022, terutama didorong oleh harga komoditas dan royalti yang lebih tinggi," ujarnya dikutip Senin (1/8/2022).
Kini , perseroan berhasil menekan konsumsi batu bara pada kuartal II-2022, yang diimbangi dengan konsumsi HSFO yang lebih tinggi. Pada kuartal tersebut, baik harga HSFO, diesel, maupun batu bara meningkat signifikan masing-masing sebesar 21%, 22% dan 49% bila dibandingkan dengan kuartal I-2022.
"Bahan bakar minyak dan batu bara merupakan beberapa item biaya produksi terbesar PT Vale," jelasnya.
Untuk EBITDA Vale Indonesia pada kuartal II-2022 mencapai USD163,4 juta, lebih tinggi dibanding kuarta I-2022 sebesar USD116,2 juta. Kas dan setara kas perseroan pada 30 Juni 2022 dan 31 Maret 2022 masing-masing sebesar USD585,9 juta dan USD518,0 juta.
"Pada kuartal II-2022, Vale mengeluarkan belanja modal sekitar USD44,8 juta, lebih tinggi 6% dibanding belanja modal yang dikeluarkan pada tiga bulan pertama 2022. Vale akan senantiasa berhati-hati mengontrol pengeluaran untuk menjaga ketersediaan kas," pungkasnya.
Terakhir, dia berharap perseroan akan tetap fokus pada berbagai inisiatif produktifitas dan penghematan biaya untuk mempertahankan daya saing.
(Zuhirna Wulan Dilla)