JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bahwa Indonesia tidak mengimpor jagung, selain untuk kebutuhan bahan baku industri seperti bahan pemanis dan lainnya.
“Saya ingin sampaikan bahwa bukan hanya beras sebenarnya kita sudah tidak impor, tetapi juga jagung, kecuali yang berkait dengan kebutuhan industri termasuk pemanis dan lain-lain sudah dijelaskan,” kata Mentan Syahrul, dikutip dari Antara, Senin (1/8/2022).
Baca Juga:Â BPS: Impor RI Juni 2022 Naik 21,9%
Presiden Joko Widodo (Jokowi), dalam rapat Senin ini, kata Syahrul, memerintahkan jajaran menteri untuk meningkatkan produksi jagung, baik untuk bahan baku, produk pascapanen termasuk yang sudah melalui proses budi daya.
Peningkatan produksi itu melalui intensifikasi lahan dan ekstensifikasi lahan. Sedangkan untuk produksi pascapanen, Syahrul mengatakan, akan melakukan beberapa upaya seperti membangun sarana pendukung pascapanen seperti silo dan dryer.
Baca Juga:Â 5 Fakta India Larang Ekspor Gandum, Nomor 4 Paling Terpukul
“Sehingga tentu saja toksin (racun) dan lain-lain bisa dikurangi, sehingga kadar air di atas 20 persen, bisa kadar air 14 persen sehingga sangat layak untuk di market atau di industri,” katanya.
Produksi jagung saat ini di Indonesia di atas 18 juta ton. Syahrul mengatakan produksi jagung akan terus ditingkatkan untuk mencukupi kebutuhan domestik termasuk industri. Setelah itu, pemerintah juga akan meningkatkan ekspor jagung.
Follow Berita Okezone di Google News