Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

7 Fakta Subsidi BBM Indonesia Tembus Rp502 Triliun, Keuangan Negara Bisa Jebol

Feby Novalius , Jurnalis-Rabu, 03 Agustus 2022 |14:25 WIB
7 Fakta Subsidi BBM Indonesia Tembus Rp502 Triliun, Keuangan Negara Bisa Jebol
Subsidi BBM Bengkak hingga Rp507 Triliun. (Foto: Okezone.com/Pertamina)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Jokowi mengungkapkan soal besarnya uang negara untuk subsidi BBM hingga Rp502 triliun. Menurutnya, tidak ada negara yang bisa mengikuti Indonesia dalam memberikan subsidi sebesar itu.

Pemberian subsidi BBM untuk menjaga daya beli masyarakat yang baru pulih akibat pandemi Covid-19. BBM subsidi seperti Solar dan Pertalite hingga kini tidak mengalami perubahan.

Okezone pun merangkum fakta-fakta terkat subsidi BBM yang tembur Rp502 triliun, Rabu (3/8/2022):

1. Subsidi BBM Bengkak

Subsidi BBM dalam APBN kini mencapai Rp502 triliun. Anggaran subsidi BBM itu membengkak dari sebelumnya di Rp170 triliun.

2. Subsidi BBM Sangat Besar

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan bahwa tidak ada negara selain Indonesia yang sanggup menanggung beban subsidi BBM sebesar itu.

Baca Juga: Perbandingan Harga Pertamax Turbo Vs Shell V-Power Nitro, Beda Tipis

"Perlu kita ingat subsidi terhadap BBM itu sudah sangat terlalu besar, dari Rp170-an (triliun) sekarang sudah Rp502 triliun," kata Jokowi.

3. Negara Lain Tidak Sanggup

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, negara lain tak akan mampu memberi subsidi BBM sebanyak itu. "Negara mana pun enggak akan kuat menyangga subsidi sebesar itu, tapi sekali lagi, Alhamdulillah kita masih kuat menahannya sampai sekarang ini," katanya.

4. BBM di Negara Lain Sudah Rp32.000

Presiden lalu membandingkan harga BBM di Indonesia dengan negara lainnya. Saat ini harga bensin di negara lain sudah ada yang menembus angka Rp31.000-32.000 per liter. Namun, di Indonesia, harga Pertalite masih ditahan di Rp7.650 karena disubsidi pemerintah.

Baca Juga: Jokowi Bilang Negara Manapun Tak Mampu Subsidi BBM Rp502 Triliun

5. Demi Rakyat

Presiden menjelaskan bahwa pemerintah tetap memberikan subsidi agar harga energi dan pangan tetap terjangkau di pasar dalam negeri walau ada gejolak pada produksi dan distribusi pangan dan energi di pasar global karena perang Rusia dan Ukraina.

"Baru akan melakukan pemulihan (dari pandemi Covid-19), tapi muncul sesuatu yang tidak diperkirakan sebelumnya. Sakitnya belum sembuh, muncul yang namanya perang di Ukraina, sehingga semuanya menjadi bertubi-tubi menyulitkan semua negara," ucap Jokowi.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement