JAKARTA - Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa Sekjen PBB memprediksi bahwa ekonomi dunia tahun ini sangat sulit dan 2023 gelap. Tidak hanya PBB, lembaga keuangan internasional IMF hingga Bank Dunia pun memiliki proyeksi yang sama.
Menyikapi prediksi tersebut, Ekonom sekaligus Direktur Celios Bhima Yudhistira mengungkapkan ekonomi dunia menghadapi badai yang sempurna atau perfect storm.
"Perfect storm itu di mana inflasi tinggi terjadi di berbagai negara yang membuat daya beli menurun," ujarnya kepada Okezone, Selasa (9/8/2022).
Baca Juga: Sri Mulyani Desain APBN 2023 untuk Hadapi Ekonomi Dunia Gelap
Padahal, lanjut Bhima, konsumsi masyarakat baru sembuh dari pandemi. Biaya bahan baku berbagai jenis industri kembali meningkat, ditambah dengan meluasnya konflik geopolitik ke negara seperti Taiwan. Hal ini memicu gangguan rantai pasok yang signifikan.
"Industri manufaktur yang kontribusinya 20% dari PDB sulit untuk bertahan. Ujungnya adalah kebangkrutan massal," tuturnya.
Baca Juga: Tahun Depan Gelap, Ini 4 Pernyataan 'Horor' Presiden Jokowi Hasil Obrolan PBB hingga IMF
Menurut Bhima, situasi ini mirip dengan resesi tahun 1970-an. Di mana dampak terburuknya akan menganggu stabilitas politik di berbagai negara.
"Kita ingat betul tahun transisi era Orde Lama ke Orde Baru berkaitan dengan hyperinflasi membuat biaya hidup sangat tinggi," tuturnya.