Sebagaimana diketahui, Pemerintah masih menggodok opsi kebijakan untuk mengatasi persoalan BBM karena naiknya harga minyak dunia dan tingginya konsumsi bahan bakar. Alokasi volume subsidi BBM jenis Pertalite dan Solar diperkirakan membengkak dari 23 juta kiloliter menjadi 29 juta kiloliter sampai akhir tahun.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menjelaskan, dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo alias Jokowi meminta Kemenkeu menghitung kecukupan anggaran subsidi energi, terutama untuk Pertalite dan Solar. Hasil kalkulasi menunjukkan anggaran subsidi berpotensi bertambah Rp198 triliun dari Rp502 triliun menjadi hampir Rp700 triliun.
"Nambah, kalau kita tidak menaikkan (harga) BBM, kalau tidak dilakukan apa-apa, tidak ada pembatasan, tidak ada apa-apa, maka (subsidi energi) Rp502 triliun enggak akan cukup," kata Sri Mulyani.
Selain mengerek harga BBM, sejatinya pemerintah memiliki opsi lainnya. Opsi kedua adalah membatasi konsumsi Pertalite dan opsi ketiga menambah anggaran. Namun, Sri Mulyani mengatakan jika opsi terakhir dipilih, kebijakan tersebut akan berisiko terhadap ketahanan fiskal.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)