JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) (ADHI) bakal menerbitkan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue sebesar Rp3,87 triliun. Rights issue akan dilakukan pada Oktober tahun ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah menyertakan sebesar Rp1,98 triliun dari Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam right issue ini, dan berharap sebesar Rp1,89 triliun sisanya dapat dihimpun dari publik.
Dia berharap komposisi kepemilikan saham setelah right issue dari pemerintah sebesar 51% dan publik sebesar 49% atau tetap sama seperti kepemilikan saat ini.
"Untuk Adhi Karya, dengan kepemilikan pemerintah 51% dan publik 49%, akan dilakukan right issue dari saham dalam potepel, dimana PMN pemerintah Rp1,98 triliun dan publik diharapkan akan bisa mengenerate additional funding sebesar Rp1,89 triliun" ujar Sri Mulyani, Senin (29/8/2022).
Menurutnya, PMN yang diberikan kepada ADHI tahun ini akan digunakan untuk mengerjakan dan menyelesaikan pembangunan ruas tol dan Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan memastikan kualitas yang baik, biaya yang efisien dan kompetitif, serta tata kelola dan manajemen risiko yang baik.
Ia melanjutkan pekerjaan proyek yang dilakukan ADHI harus memberikan efek berantai pada sektor lapangan pekerjaan, serta manfaat ekonomi dan sosial lainnya.
Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Rionald Silaban mengatakan dana yang terhimpun dari right issue ini akan digunakan untuk menyelesaikan berbagai proyek pembangunan seperti jalan tol, Lintas Rel Terpadu (LRT), Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) , Fasilitas Pengelolaan Limbah Terpadu (FPLT) dan kawasan industri.