Indeks dolar mencapai level tertinggi 20 tahun setelah data AS menunjukkan ekonomi yang kuat, memberi Federal Reserve lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga. Greenback yang lebih kuat membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"China melakukan putaran penguncian COVID lainnya di terminal ekspor utama, bersama dengan dolar AS yang sangat kuat menyebabkan likuidasi dana lebih lanjut dalam minyak mentah berjangka," kata Wakil Presiden Senior Perdagangan BOK Financial, Dennis Kissler, dikutip dari Antara, Jumat (2/9/2022).
Pedagang juga mencerna data stok bahan bakar AS. Badan Informasi Energi AS melaporkan Rabu (31/8/2022) bahwa persediaan minyak mentah negara itu turun 3,3 juta barel selama pekan yang berakhir 26 Agustus. Analis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan penurunan 1,9 juta barel dalam pasokan minyak mentah AS.
(Feby Novalius)